Sobat-sobat sekalian, ini sebenarnya semacam peluang yang disia-siakan alias blunder besar dari pemerintah Indonesia. Ketika ada seorang putra Indonesia yang berpotensi mengharumkan nama bangsa, justru tak mendapat kejelasan mengenai proyek yang sudah dijalankannya dalam 2 tahun belakangan ini.
Ricky Elson, putra bangsa Indonesia yang ahli dalam perancangan mobil listrik kini sedang gundah. Pencipta mobil listrik Selo dan Gendhis ini mendapat tawaran untuk kembali bekerja di Jepang.
Dilema ini muncul karena keputusannya untuk meninggalkan perusahaan Jepang itu beberapa tahun silam belum juga membuahkan hasil. Pengembangan mobil listrik yang dipelopori Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan masih belum mendapatkan kejelasan dari pemerintah.
“Ya, saya memang lagi berpikir bagaimana bisa dapat bertahan di sini (Indonesia) bersama temen-temen di Ciheras (tempat pengembangan mobil listrik). Di samping itu, saya harus kembali ke Jepang, jika tidak kembali maka konsekuensinya saya harus resign dari perusahaan itu,” cerita Ricky
Ricky adalah seorang enginer di salah satu perusahaan otomotif di Jepang, kemudian dirayu Dahlan untuk kembali ke Indonesia dengan dijanjikan akan mengembangkan mobil listrik.
Dia menerima tawaran Dahlan Iskan dan kembali ke Indonesia, dengan jaminan dalam pengembangan mobil listrik Dahlan akan menyerahkan semua gajinya sebagai menteri untuk Ricky.
Dia menerima tawaran Dahlan Iskan dan kembali ke Indonesia, dengan jaminan dalam pengembangan mobil listrik Dahlan akan menyerahkan semua gajinya sebagai menteri untuk Ricky.
“Iya, memang Pak Dahlan menyerahkan semua gajinya untuk saya, tapi itu tidak cukup, untuk pengembangan masih saya tambah hasil gaji saya dari Jepang,” tegas Ricky.
Ricky mengungkapkan gaji menteri yang selama ini ia terima hanyalah berjumlah sekitar Rp 19 juta. Apa yang diberikan Dahlan tersebut sebenarnya lebih rendah dari gajinya semasa kerja di Jepang.
Meski Ricky saat ini di Indonesia dan ketika itu mengembangkan mobil listrik, dirinya masih bekerja dan memantau pekerjaannya dengan perusahaan tempat ia kerja di Jepang sebelumnya.
Untuk itu, Ricky berencana akan segera menemui Dahlan Iskan untuk membicarakan mengenai kejelasan nasib mobil listrik ke depannya.
Kalau dalam pertemuan tersebut tidak ada kesepakatan terkait hasil karyanya, Ricky mengaku akan memutuskan untuk kembali ke Jepang.
“Ya kalau tidak ada solusi, terpaksa akhir April ini balik ke Jepang. Kalau saya berhenti, otomatis pasokan dana untuk adik-adik Ciheras terhenti. Meskipun, ada gaji Pak Dahlan, tapi itu tidak cukup,” jelasnya.
Walaupun nantinya Ricky harus kembali ke Jepang, dirinya bercita-cita nantinya kembali lagi ke Indonesia untuk kembali mengembangkan hasil-hasil karyanya seperti mobil listrik.
“Cita-cita saya tetap ingin memberikan yang terbaik untuk negeri ini, tetapi untuk menempuh itu butuh biaya yang tidak sedikit. Makanya saya kumpulkan uang dulu dari hasil kerja saya di Jepang, kemudian balik membawa modal ke Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui, perjuangannya membujuk dan merayu Ricky untuk kembali ke Indonesia demi mengembangkan mobil listrik ini tidak mudah. Ketika dengan dasar nasionalisme saja, Ricky dikatakan Dahlan masih enggan kembali ke Indonesia mengingat gaji di Indonesia lebih kecil ketimbang dirinya kerja di Jepang.
Namun berkat usaha kerasnya, Dahlan berhasil membujuk Ricky ke Indonesia dengan mengorbankan seluruh gaji Dahlan sebagai Menteri BUMN seluruhnya diserahkan ke Ricky.
“Sudah hampir dua tahun ini saya serahkan semua ke Ricky, itupun masih tinggi gaji dia saat di Jepang walaupun tidak terlalu jauh,” jelas Dahlan.
Ketidakpastian keputusan pemerintah mengenai rencana pengembangan mobil listrik ini membuat Ricky berencana kembali ke Jepang dan telah mendapatkan tawaran dari tempat ia bekerja dahulunya.
Mendengar hal itu, Dahlan secara pribadi meminta maaf kepada Ricky karena perjuangannya untuk mengembangkan mobil listrik tak kunjung menemui titik terang. Sungguh sangat disayangkan ya sobat-sobat semua.
(sumber: Liputan 6)